KeRis Nurse.co.id UNEJ bersama dengan Dinas Pengendalian Penduduk (Disdalduk KB-PP) Kabupaten Lumajang untuk yang kedua kalinya bersinergi mengadakan giat edukasi kesehatan tentang Penurunan Usia Pernikahan Dini kepada siswa SD dan SMP Satu AtapRanupane berbasis budaya setempat (22/10).
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Mamik Setiawati selaku Kepala Sekolah SMP Satu Atap, Yunan Setiawan selaku Penyuluh KB Senduro, Chrismalla Ayu Budi Yuni Andari selaku Kasi Bina Ketahanan Remaja Disdalduk, dan Nurul Hayati selaku Kaprodi D3 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang beserta Tim KeRis Universitas Jember.
“Pernikahan dini yang terjadi diDesa RanuPane tidak bisa diatasi sendiri oleh masyarakat setempat tanpa adanya dukungan dari semua pihak, karena Persepsi “lebih baik menjadi janda daripada menjadi perawan tua” masih kental dengan masyarakat Ranu Pane. Maka dari itu, perlu adanya sinergitas dari beberapa lintas sektor seperti Disdalduk, Kesehatan, Keperawatan, dan Kebidanan untuk membantu menurunkan angka pernikahan dini di Desa Ranu Pane,” ungkap Mamik Setiawati selaku Kepala SMP Satu Atap Desa RanuPane.
“Menikah di usia 18 tahun memang boleh secara hukum. Namun, jika dilihat dari segi kesehatan dan mental, sebenarnya remaja masih belum siap menjadi istri dan suami. Yang dikhawatirkannantinya,merekaakankehilanganmasaremajadankesempatanuntukmelanjutkan pendidikannya,”, tutur penjelasan Chrismalla selaku Kasi Bina Ketahanan Remaja Disdalduk Kabupaten Lumajang dalam menyampaikan materi Kesehatan Reproduksi Remaja. Bina suasana sebagai penyemangat (motivasi)juga diberikan oleh Nurul Hayati selaku Kaprodi D3 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang kepada para siswa-siswi SD dan SMP Satu Atap agar hati mereka tergerak untuk melanjutkan Pendidikan yang lebihtinggi, sebagai generasi penerus bangsa yang handal dan berkualitas serta mampu mencegah, mengurangi usia pernikahan dini di Desa Ranu Pane.
Selain memberikan materi, Tim Keris Nurse.co.id Universitas Jember juga memberikan tanya jawab tentang materi Pernikahan Dini, prinsip 3M pencegahan covid di era new normal, dan seputar Kesehatan.Antusiasmesiswa-siswiSDdanSMPSatuAtapsangattinggi dalam menjawab pertanyaan. Mereka tak canggung maju ke depan kelas untuk menyampaikan dan memperagakan kembali materi yang sudah disampaikan diantaranya Triad Genre (tidak melakukan seks bebas, tidak menikah dini, dan tidak mengonsumsi Napza), caramencucitanganyangbenar, memakai masker yang tepat.Suasana diskusi semakin akrab penuh kekeluargaan , santai tanpa mengurangi esensi dan substansi materi yang disampaikan oleh tim Fasilitator.
Giat edukasi penurunan usia pernikahan dini ditutup dengan pemberian door prize dan foto bersama dengan menunjukkan tangan khas salam Genre“Remaja genre : sehat, cerdas, ceria. Saatnya yang muda yang berencana”. Salam tersebut sebagai penanda dukungan dan komitmen remaja untuk turut mendukung program pendewasaan usia pernikahan.(RNR)