HIMA PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS LUMAJANG SELENGGARAKAN WEBINAR NASIONAL KEPERAWATAN “OPTIMALISASI PENURUNAN STUNTING DI ERA PANDEMI COVID-19”

Lumajang – Sabtu (19/03/2022) STUNTING menjadi salah satu topik perbincangan di Indonesia. Masih ditemukannya anak dengan stunting menjadi ancaman bagi generasi masa depan Indonesia. Problematika tersebut tentunya harus dicegah dan atasi secara bersama-sama yang salah satu upayanya adalah memberikan informasi mengenai stunting dengan tepat. Sehubungan dengan hal itu, Himpunan Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang bermaksut turut serta dalam pencegahan stunting anak di Indonesia dengan menyelengarakan Webinar Nasional Keperawatan dengan tema “OPTIMALISASI PENURUNAN STUNTING DI ERA PANDEMI COVID-19”

Semakin meningkatnya angka kejadian COVID-19 menyebabkan kegiatan webinar di selenggarakan secara daring dan di hadiri tak kurang dari 1700 peserta yang menyimak di ruang zoom dan di live streaming youtube HIMA D3 Keperawatan Unej Lumajang. Peserta yang berasal dari Sabang hingga Merauke dan mayoritas peserta berasal dari praktisi perawat dengan presentase sekitar 43,2 %.

Sambutan sekaligus pembukaan Kegiatan Webinar oleh Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Jember
Sambutan sekaligus pembukaan Kegiatan Webinar oleh Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Kegiatan webinar dimulai dengan pembukaan secara simbolis oleh Ibu Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Jember. “Tema webinar yang diangkat kali ini merupakan tema yang hot issue dengan kaitannya kita bersama-sama bisa optimal untuk menurunkan angka kejadian stunting, khusunya di tengah pandemi COVID-19. Stunting ini permasalahan mulai dari tahun 90-an sampai sekarang yang angka presentasenya masih belum menurun sesuai yang diharapkan. Masalah stunting di negara kita menjadi ancaman yang serius dan ini perlu suatu penanganan yang tepat.” Jelas Ns. Lantin Sulistyorini, S. Kep., M. Kes.

“Sebagai dosen departemen keperawatan anak, saya juga mengidentifikasi dan mengikuti permasalahan stunting ini melalui survei data yang terbaru. Survei status gizi balita Indonesia atau SSGBI memaparkan bahwa angka kejadian anak stunting pada tahun 2019 sejumlah 27,7 % dan mulai menurun dari 27% menjadi 24,4 % pada tahun 2021. Penurunan ini belum menjadi target presiden RI dimana target ditahun 2024 angka stunting harus menurun hingga 14%, yang harus kita raih bersama. Saya berharap bapak/ibu/saudara yang mengikuti jalannya webinar pada hari ini berkenan untuk senantiasa mengikuti perkembangan dan berbagi informasi tentang stunting. Bilamana semakin banyak informasi yang disebar akan membantu memberikan pemahaman kepada seluruh elemen masyarakat terkait pencegahan dan penanganan stunting secara tepat. Bila masyarakat telah paham, insya Alloh angka kejadian anak stunting dapat ditekan sesuai dengan target yang dicanangkan oleh pemerintah”, pungkas beliau.

Pada webinar kali ini mengulas 2 materi yang sangat menarik. Materi pertama disampaikan oleh Ns Musviroh, S. Kep., M. Kes., yang merupakan Dosen Prodi D3 Keperawatan Fkep Unej Kampus Lumajang dengan judul materi Evidence Based Practice Deteksi Dini dan Penatalaksanaan Anak Stunting di Era Pandemi Covid-19.

Penyampaian materi evidence based practice deteksi dini dan penatalaksanaan anak stunting di era pandemi oleh Ns. Musviro, S.Kep., M. Kes.
Penyampaian materi evidence based practice deteksi dini dan penatalaksanaan anak stunting di era pandemi oleh Ns. Musviro, S.Kep., M. Kes.
materi evidence based practice deteksi dini dan penatalaksanaan anak stunting 
di era pandemi
materi evidence based practice deteksi dini dan penatalaksanaan anak stunting di era pandemi

“Adanya Covid-19 menimbulkan dampak yang sangat serius dimulai dari ekonomi menurun, ketersediaan pangan menurun dan asupan menurun, yang dapat memunculkan masalah gizi keluarga, terutama pada ibu hamil dan balita yang dapat memicu terjadinya anak stunting. Nah bagaimana sih cara mendeteksi anak agar terhindar dari stunting? Cara mendeteksinya  sangat  sederhana kok, cukup melakukan pengukuran PB atau TB pada anak sesuai umur dan jenis kelaminnya”, jelas pembicara yang akrab dipanggil Bu Mus tersebut.

“lalu apakah stunting ini dapat di cegah? Ada banyak bentuk pencegahannya seperti pemantauan Ibu hamil KEK, pemantauan balita kurang gizi, pemantauan tumbuh kembang balita, pemberian ASI ekslusif pada balita, melakukan MP ASI baduta, pemberian imunisasi, dan pemberian informasi mengenai stunting. Tidak hanya itu bentuk pencegahan juga dapat dilakukan dengan meningkatkan bentuk pola asuh, pelayanan kesehatan, dan kesehatan lingkungan yang bersih. Sehingga perlu adanya kotribusi mulai dari keluarga, tenaga pendidikan, masyarakat, OPD serta mahasiswa untuk mempercepat penurunan stunting”, ujar pembicara yang menjadi dosen di Prodi D3 Keperawatan FKep Unej Kampus Lumajang.

Pemaparan materi kedua disampaikan oleh Dr. Ririn Probowati, S.Kp., M.Kes yang menjabat sebagai Ketua Bidang Diklat IPANI Jawa Timur dengan topik materi Stunting di Indonesia: Arah Kebijakan dan Program Pencegahan Stunting dalam Mencapai Zero Stunting. Pada kesempatan tersebut beliau mengupas tuntas terkait program pemerintah dalam pencegahan stunting untuk mencapai target yang diharapkan.

Penyampaian materi Stunting di Indonesia: Arah Kebijakan dan Program Pencegahan Stunting dalam Mencapai Zero Stunting oleh Dr. Ririn Probowati, S.Kp., M. Kes.
Penyampaian materi Stunting di Indonesia: Arah Kebijakan dan Program Pencegahan Stunting dalam Mencapai Zero Stunting oleh Dr. Ririn Probowati, S.Kp., M. Kes.
materi Stunting di Indonesia: Arah Kebijakan dan Program Pencegahan Stunting dalam Mencapai Zero Stunting
materi Stunting di Indonesia: Arah Kebijakan dan Program Pencegahan Stunting dalam Mencapai Zero Stunting

“Permasalahan stunting di Indonesia disebabkan salah satunya karena faktor pengetahuan, mulai dari kurangnya pengatahuan saat proses kehamilan, melahirkan hingga perawatan anak untuk mencegah stunting. Sehingga pemerintah ke depannya akan melakukan optimalisasi peran kader dalam melakukan pendampingan ke seluruh unsur masyarakat dalam mencegah dan manangani kejadian stunting. Agar semakin optimal, diperlukan juga peran civitas akademika dalam menginovasi program pemerintah dalam kegiatan tri dharma perguruan tinggi sehingga dapat mempercepat tercapainya Indonesia zero stunting.” jelas doktor lulusan Universitas Airlangga tersebut.

Kegiatan Webinar Nasional Keperawatan terselenggara dengan baik dan meriah. Pembahasan materi yang disampaikan oleh kedua Narasumber sangat mudah dipahami sehingga para peserta sangat antusias dalam mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir. “Alhamdulillah, mantap banget penyampaian materi terkait stunting kali ini, mudah dipahami dan aplikatif, insya Alloh akan banyak membantu saya dalam pekerjaan dan tentunya dalam merawat anak saya sendiri”, ungkap salah satu peserta webinar saat menyampaikan kesan di form evaluasi kegiatan. (Put/SRM).